Makhluk Asing, Alien Dalam AlQuran
Di era teknologi modern ini, masih ada saja orang yang selalu meributkan sesuatu yang seharusnya menjadi hal-hal yang patut di teliti. Antara percaya dan tidak, keberadaan makhluk “Alien atau UFO” merupakan satu hal yang aneh-unik dan menarik, dimana mereka diakui sebagai makhluk yang tidak lazim di atas bumi ini. Hal ini sebenarnya bukanlah hal baru, karena siapa yang percaya kebenaran Al-Qur’an, tentunya akan paham bahwa makhluk-makhluk tersebut memang nyata. Bagi orang-orang kafir yang mengingkari keotentikan Al-Qur’an, mereka akan selalu berusaha menutupi kenyataan ini. Dalam Surat At-Thooriq : 1-3, Alloh SWT menjelaskan :
1. Demi langit dan yang datang pada malam hari
2. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam
hari itu ?
3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus
Ayat-ayat ini mengandung makna bahwasannya, Alloh SWT tidak hanya
menciptakan makhluk hidup (Hewan, Tumbuhan, Manusia dll) di bumi saja,
melainkan juga makhluk hidup yang berada di luar bumi. Makhluk hidup tersebut
berada jauh diluar bumi kita ini, yang dikenal sebagai “Makhluk asing/ Alien/makhluk
extra-terretrial”. Al-qur’an menggambarkan bahwa makhluk tersebut datang di
malam hari (dari tempat gelap/ ruang hampa udara, red) yang lazimnya
disebut “ruang angkasa luar” yang memang gelap tanpa sinar
matahari. Ciri-cirinya adalah jika sedang melintas ke atmosfir kita, ia nampak
bercahaya. Al-qur’an menggambarkannya sebagai bintang
yang beralih. Maknanya adalah :
1.
Komet
2.
Metorit
3.
Asteroid
4.
Planet
5.
Satelit
6.
UFO (Unidentified Flying Object/ Alien)
7.
Black Hole (lubang hitam/ Star Gate :
Gerbang antar bintang sebagai pintu lintasan waktu)
Banyak orang yang tidak mempercayai hal tersebut, karena
dianggapnya hanya sebuah lelucon atau mitos belaka yang hanya menarik untuk di
baca dari pada di buktikan secara ilmiah. Hal ini dapat dimaklumi karena
keberadaan makhluk/ benda tersebut sangat jauh dari galaksi yang kita tempati
ini, namun tidak mustahil jika mereka sekali waktu melintasi galaksi kita ini.
Hal ini ditandaskan Al-Qur’an dalam Surat At-Thooriq : 4 :
4. Tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada
penjaganya.
Dalam arti yang lain, bahwa dimungkinkan
pada setiap planet/ galaksi dalam jagad raya yang maha luas ini terdapat
masyarakat (makhluk hidup) yang aktif dengan peradaban dan teknologinya
masing-masing. Jika Al-qur’an telah menyatakan demikian, maka manusia sebagai penduduk
bumi ini bukanlah satu-satunya makhluk hidup yang berperadaban tinggi dan tidak
pula hidup sendirian dalam mengarungi bahtera alam semesta ini, seperti yang
tersirat dalam Surat Al-Fatihah : 2 :
2.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Dalam
Surat Ash-Shooffat : 5, Alloh menjelaskan kembali :
5.
Tuhannya langit & bumi serta apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan
tempat-tempat terbit matahari.
Karena sifat manusia selalu mengingkari adanya sesuatu yang lebih
unggul dari dirinya, maka Alloh SWT menegur dan mengancam manusia dalam Surat
At-Thooriq : 9,13-15:
9. Pada hari dinampakkan segala rahasia,
13. Sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar firman
yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil.
14. Dan sekali-kali bukanlah dia (Al-Qur’an) senda
gurau (kisah lelucon belaka).
15. Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan
tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.
Dalam
Surat Ash-Shooffat : 12-14,170, Alloh menjelaskan kembali tegurannya :
12. Bahkan kamu menjadi heran (terhadap
keingkaran mereka) dan mereka menghinakan kamu.
13. Dan apabila mereka diberi pelajaran, mereka
tiada mengingatnya.
14. Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda
kebesaran Allah, mereka sangat menghinakan.
170. Tetapi mereka mengingkarinya (Al Quran); Maka
kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).
Dalam Surat Al-Buruuj
21, Alloh berfirman :
“Bahkan
yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia”,
Dalam Surat At-Takwiir
27-30,32 Alloh menegaskan :
“Dan
temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan Dia (Muhammad)
bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib. Dan Al Qur'an itu
bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk. Al
Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam”.
Sesungguhnya, apa yang telah tertulis dalam Al-Qur’an tidak
pernah salah. Satu demi satu bukti konkrit otentik tentang kebenaran ayat
Al-Qur’an telah bermunculan. Tetapi kenapa manusia selalu berdalih dan mencari
pembenaran alasan untuk tetap ingkar Al-Qur’an ? Orang yang paling bodoh adalah
orang yang ingkar terhadap Al-Qur’an dan kebenaran ayat-ayat di dalamnya.
Masih ingatkah kita siapa orang yang pertama kali mendaratkan
kakinya di bulan ? Tentu jawabannya pasti “masih ingat dengan jelas”.
Mereka adalah Neil Amstrong dan Edwin Eldrin (Astronot senior asal Amerika).
Sebenarnya, kedua astronot tersebut telah menemukan beberapa bukti aneh tapi
nyata ketika mereka berdua sedang mengobservasi keadaan permukaan bulan.
Hal ini tentunya sudah diketahui dengan baik oleh Badan Antariksa
Amerika (NASA), namun mereka menutupinya
hingga kini tanpa alasan yang jelas. Kedua astronot tersebut menemukan :
1. Adanya
jejak telapak kaki manusia ukuran normal dengan sedikit butiran pasir.
2. Mereka
mendengar gema suara mirip Adzan. Mereka sempat merekamnya dan membawanya
kembali ke stasiun bumi untuk di teliti ulang.
3. Mereka
juga menemukan adanya garis seperti bekas sungai kering yang membujur lurus,
seakan membelah permukaan bulan dengan diameter ukuran yang sama.
Bagaimanakah NASA Amerika menjelaskan semua kejadian dan temuan
kedua Astronot senior mereka ini ? Hal ini membuktikan bahwa manusia sebenarnya
berusaha selalu menyembunyikan dan menutupi kebenaran Al-Qur’an dengan dalih “itu
semua hanya efek proses alami yang hanya dapat terjadi dalam ruang hampa udara
bebas gravitasi”. Padahal, Islam secara konkrit telah menjabarkan
kejadian-kejadian tersebut dalam Al-Qur’an.
1. Jejak
telapak kaki tersebut adalah jejak telapak kaki Rasululloh SAW, ketika beliau
mengalami peristiwa Mi’roj (naik ke Sidrotul Muntaha) untuk
bertemu dengan Allohu Robbul ‘Alamiin dan menerima perintah sholat 5
waktu. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Isro’ : 1 dijelaskan :
Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan
hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian
dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia (Alloh) Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
2. Bukti
bahwa jejak telapak kaki itu adalah milik Rasululloh adalah butiran pasir yang
berada pada jejak tersebut, yang dibawa kembali ke stasiun bumi untuk diteliti
ulang. Butiran pasir tersebut secara fisik ternyata memang berasal dari dataran
pasir tandus Arab, tempat dimana Rasululloh tinggal ketika itu.
3. Gema
suara yang mereka dengar dan sempat mereka rekam itu ternyata terstruktur
seperti suara Adzan umat Islam.
4. Garis
yang membujur lurus pada permukaan bulan dengan diameter simetris adalah tanda
bekas terbelahnya bulan menjadi 2 bagian. Bekas belahan ini mirip seperti bekas
aliran sungai. Terbelahnya bulan tersebut terjadi sebagai tanda mu’jizat
Rasululloh pada kaum kafir Madinah yang meminta tanda mu’jizat yang membuktikan
bahwa beliau adalah Nabi utusan Alloh SWT.
5. Kedua
Astronot senior itu harus mengakui secara defacto bahwa mereka bukanlah
orang pertama yang menjejakkan kakinya di bulan, karena terbukti secara otentik
ada jejak kaki lain yang jauh lebih dulu ada di sana. Keduanya sangat takjub
karena ternyata telah ada teknologi super modern yang dapat membawa manusia
terbang menembus atmosfer bumi, jauh sebelum mereka ada. Dan bahkan yang
mengherankan bagi keduanya, jejak tersebut tanpa alas kaki padahal itu ruang
hampa nol gravitasi seakan tanah di bumi.
Masih ada lagi contoh keingkaran manusia pada teknologi maha tinggi
Al-Qur’an. Berikut ini kejadian munculnya benda-benda aneh yang nampak
mengelilingi dan menutupi cahaya matahari pada tanggal 18
Januari 2010 lalu, yang selalu disangkal manusia.
Sejenak kita simak dan renungi ayat berikut:
(وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ) (الشورى:29)
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS Asy-Syuura 42 : 29)
kita kutip potongan ayat tersebut:
..dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Apakah memang makhluk-makhluk melata itu ada yang menghuni di suatu tempat nan jauh disana, di bagian sistem bintang tertentu, atau mungkin di bagian cluster galaksi lain, atau mungkin bahkan di supercluster lain?
Sebagian ulama mengatakan bahwa lafaz daabbah (makhluk melata) menunjukkan bahwa itu makhluk-makhluk selain malaikat karena Allah Azza wa Jalla membedakan antara makhluk yang melata dengan malaikat dalam menyebutkannya dalam firman-Nya:
(وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ) (النحل:49)
dan kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) Para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri (QS An-Nahl 16 : 49).
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 49 :
Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa semua benda yang ada di langit dan yang ada di bumi termasuk pula makhluk Nya yang melata di bumi juga para malaikat tunduk di bawah kekuasaan Allah. Mereka itu bersujud kepada Allah SWT menurut cara masing-masing sesuai dengan fitrah kejadiannya. Bahkan malaikat pun yang berada di langit tidak mau menyombongkan dirinya dan tidak suka membangkang untuk tunduk dan takluk serta menaati ketentuan ketentuan Allah.
Perlu diingat, yang jelas Allah Maha Kuasa, Kekuasaan-Nya meliputi segala-Nya juga pikiran kita. Apa yang belum terlihat oleh kita bukan berarti tidak ada. Hanya kita yang belum mengetahuinya.
Dan juga berikutnya:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (82)
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami (QS: An-Naml 27 : 82)
mari kita perhatikan:
..sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka…. benar, binatang melata dari bumi yang berkata atau berbicara..
Jelas disitu bahwa akan ada makhluk lain yang baru yang mempunyai kemampuan berbicara atau berkomunikasi dengan manusia.
Tetapi tidak perlu dipermasalahkan bagaimana bentuknya atau rupanya. Yang jelas tidak seperti yang di film-film alien itu.
dan sekali lagi:
َلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (19)
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru. (14:19)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 19
(وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ) (الشورى:29)
Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS Asy-Syuura 42 : 29)
kita kutip potongan ayat tersebut:
..dan makhluk-makhluk yang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Apakah memang makhluk-makhluk melata itu ada yang menghuni di suatu tempat nan jauh disana, di bagian sistem bintang tertentu, atau mungkin di bagian cluster galaksi lain, atau mungkin bahkan di supercluster lain?
Sebagian ulama mengatakan bahwa lafaz daabbah (makhluk melata) menunjukkan bahwa itu makhluk-makhluk selain malaikat karena Allah Azza wa Jalla membedakan antara makhluk yang melata dengan malaikat dalam menyebutkannya dalam firman-Nya:
(وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ) (النحل:49)
dan kepada Allah sajalah bersujud segala makhluk melata yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) Para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri (QS An-Nahl 16 : 49).
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 49 :
Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa semua benda yang ada di langit dan yang ada di bumi termasuk pula makhluk Nya yang melata di bumi juga para malaikat tunduk di bawah kekuasaan Allah. Mereka itu bersujud kepada Allah SWT menurut cara masing-masing sesuai dengan fitrah kejadiannya. Bahkan malaikat pun yang berada di langit tidak mau menyombongkan dirinya dan tidak suka membangkang untuk tunduk dan takluk serta menaati ketentuan ketentuan Allah.
Perlu diingat, yang jelas Allah Maha Kuasa, Kekuasaan-Nya meliputi segala-Nya juga pikiran kita. Apa yang belum terlihat oleh kita bukan berarti tidak ada. Hanya kita yang belum mengetahuinya.
Dan juga berikutnya:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (82)
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami (QS: An-Naml 27 : 82)
mari kita perhatikan:
..sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka…. benar, binatang melata dari bumi yang berkata atau berbicara..
Jelas disitu bahwa akan ada makhluk lain yang baru yang mempunyai kemampuan berbicara atau berkomunikasi dengan manusia.
Tetapi tidak perlu dipermasalahkan bagaimana bentuknya atau rupanya. Yang jelas tidak seperti yang di film-film alien itu.
dan sekali lagi:
َلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (19)
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru. (14:19)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ibrahim 19